Sunday, April 17, 2016

DON'T FORCE ME TO BE SOMEONE THAT I DON'T BELONG TO BE

The best place forever is in our own home. In our place that we grew up. With our real parents. Why? Because, my mom said that i am too kind to people. Too plain. So people hurt me all the times.

There's no rules that told you to be liked by another family. Because you had your own family -- parents and your husband with your children.

I am sick. Something that you can't imagine. I wish i could healin'. But i will never could.

Momma said to me, "Stop too plain to people that doesn't like you. You won't dead just because people hate you -- when you never hurt them. Just go, leave them, cause you have a deal with God, with your life, dreams and future -- you will struggle no matter what. Not for all people who keep their hatred on you, but to yourself. To the reason why you keep living and be stronger each day."

So, i decided. I have responsibility. A good, the best mom, the better woman -- would never let her children be with bad people. Cause their attitudes, all, bad and good -- always like a mirror to their parents.

I am 21st. People hate me cause i look younger, like senior high school kid. Just because i enjoy life -- be a teenagers still. They asked me hard, to act like "momma-momma", adult and mateur.

But i don't want. This is me. I don't wanna be someone that i never known for my self. I am still young, and don't ever take that priceless young moments on my life just because i already had two kids.

You -- people asked me to mature. You just can see, how i treat and grow up my children, as well as what they look, on that way i show up my responsibility being a mature and learn to be a good mother.

"Karena yang muda akan tetap kalah bicara dengan yang tua. Ketika mereka sudah mulai bicara bijak, daripada dipikir mereka dewasa -- mereka hanya akan menilai kita "sok dewasa"/nantua. Jikalau kita berkeras, kita akan dicap pembangkang."

Facebook, selalu menulis "apa yang anda pikirkan...."

Setiap orang punya linimasanya masing-masing. Ketika kita masuk ke dinding mereka, justru kita yang ikut campur urusan mereka.

Tentang aib, perjalanan hidup, seorang penulis bebas berbagi hal itu ke siapa pun. Jika bukan lewat dinding-dinding ini, maka mereka akan bercerita lewat karangan yang mereka tulis.

Pembaca, siapa pun, bahkan ketika itu menjadi buku akan mempertanyakan; ide, inspirasi dari cerita itu kepada penulis. Dan tidak sedikit mereka akan menyoroti hidup penulis yang lebih dekat disebut sebagai "sumber ide."

Bukannya karena ingin dianggap artis. Baliklah mencari tahu. Semua orang yang menjadi penulis selalu punya alasan mengapa mereka menulis.

1) apakah karena uang?
2) apakah karena hobi?
3) apakah karena bakat?
4) ataukah karena ia ingin meluapkan luka, ingin bercerita, dan ingin berbagi pengalaman?

Manusia biasa tidak akan pernah mengerti. Karena mereka hanya tahu menjalani hidup tanpa tahu arti sebuah usaha. Tentang bagaimana seseorang bekerja keras untuk mewujudkan "sosok yang ia ingin menjadi."

Satu pesannya adalah: semua pengalaman hidup -- aib baik dan buruk ada pelajaran di sana yang bisa dipelajari oleh orang lain. Tetapi, engkau -- yang menyakiti mereka yang menulis, akan hidup selamanya dalam tulisan mereka, dan dikenang oleh pembaca di mana pun dan siapa pun -- entah kelakuan baik maupun kelakuan buruk.

Pikirlah lagi sebelum membenci, "apa yang orang itu ambil dari kita sampai kita membenci mereka?" Atau "apakah pantas aku membenci hanya karena aku tidak punya apa yang dia miliki? Hanya karena aku tidak bisa menjadi seperti dia?"

No comments:

Post a Comment

Leave comments here!