Monday, June 15, 2015

DEAR PARA PENGUNJING DI LUAR SANA! (Catatan harian perjalanan Enka) 15 Jun 2015

Hidup penuh dengan manusia. Sesak dengan sejuta gurauan, tentang candaan baik atau pun yang buruk sekali pun.

Kata orang, hidup manusia diuji dari bagaimana cara manusia lain memperlakukan mereka. 

Dan lucu adalah, ketika perjalanan menulisku harus terhenti menuliskan kisah manusia yang pura-pura baik dalam topeng namun hati penuh dengan iri dan dengki, entahlah sebut saja kemunafikan.

Mungkin baru kali ini, perjalananku mengisahkan tentang manusia lain yang sejak dulu, selama masa hidupku tak pernah aku temui sama dengan spesies satu ini. Anggap saja mereka langka. Langka dalam memori sekian banyak orang yang aku kenal. Namun, di antara sekian banyak manusia lain, mereka pasaran karena menjamur di mana-mana. Gampang saja, karena uniknya mereka muncul dari mengirikan sesuatu yang terjadi atau dimiliki oleh orang lain.

Sekali pengunjing, tetaplah pengunjing.

Tak perlu sok baik, pura-pura memiliki hati yang lembut. Karena nyatanya, cukup dengan mengenal sekali, kita langsung bisa menyelami setiap sosok dari manusia.

Kadang aku terpikir, pola atau caraku bergaul dengan orang lain, yang mungkin terkesan memilih-milih, ah bukan, hidup memang harus memilih-milih agar tidak dimanfaatkan oleh manusia lain.

Heran. Lucu. Udik. Kampungan.

Bukannya merasa sok karena Tuhan menganugerahkan aku teman-teman yang up to date atau mereka yang dikenal oleh dunia sehingga bisa mengangkat aku atau apalah, sebut saja popularitas. Masak iya?

Menurutku benarlah pernyataan yang bilang bahwa, kau harus memiliki sebuah kemampuan atau bakat atau sesuatu yang menarik untuk bisa bergabung masuk dalam satu ikatan pertemanan yang katanya "buming."

Bersyukur, karena aku bisa menjadi salah satu bagian dari mereka. Bukan karena mereka masuk kategori orang-orang populer yang dikenal secara garis besar di seluruh kota. Tapi karena beruntung, aku bisa menjadi bagian dari mereka yang mengerti bahwa teman adalah seperti mereka, ah bukan. Tepatnya sahabat atau sudah seperti saudara. Kami berteman bukan karena kami sealiran tapi karena kami sepengertian. Kaya miskin, bodoh pintar, lucu garing kita saling melengkapi tanpa kenal yang namanya, iri hati.

Rasanya sedikit banyak menjijikkan, ketika ada orang yang sok baik, berkenalan, pengen dekat, sok cari tahu tentang dirimu dan bahkan sok dekat biar dikenal juga. Istilahnya pen ikut naik pamorlah~

Sekali pengunjing, tetaplah pengunjing.

Mau rupanya secantik apa pun itu. Tapi sejauh ini, aku bersyukur karena masih terlihat lebih baik dari pada para kumpulan perempuan penggosip itu.

Intinya adalah kita belajar mengenal orang secara perlahan dan hanya akan nyaman pada jiwa - jiwa yang tulus dan murni, bukan bermuka dua dan bermulut anjing.

Katanya beda kasta, jadi beda segalanya.

Masak iya? 

Pengen ketawa jungkir balik, deh! 

Ada juga manusia seperti itu. Mereka pikir, karena kita beda (entah dari segi apa? Fisik? Money? Atau ilmu?)

Kalau kata suami aku sih, katanya mereka hanya iri. Dan mau gimana pun juga mereka gak bakalan bisa saingan kamu. Hobi nyinyir untuk sesuatu yang gak baik dan hanya ingin mencari kelemahan orang lain lewat kejelekan (yaitu sesuatu yang bagus namun dijelekkan).

Ngakak, siapa yang pengen bersaing? Dalam hal apa pula?

Mungkin kelihatan kalau ada kasta yang membedakan. Entah kasta apa yang dimaksud. Padahal aku hanya hidup sederhana, sesederhana yang aku bisa.

Rasanya pengen, kalau ada acara yang bisa buka-bukaan mau dong, aku dibuka-buka~

Soal fisik, ya masih banyaklah yang di atas aku. Mungkin aku terawat, ya karena emang aku merawat diri. Menurut aku, hidup gak selalu harus bermandikan susu. Maksudnya adalah, sekali pun aku ada duit, aku bukan tipikal yang selalu menghabiskan uang hanya untuk duduk manis perawatan diri di salon.

Walaupun aku sedikit terawat, semuanya aku lakukan ya karena aku perempuan. Atau mungkin tepatnya kita beda. Aku rela ngabisin beratus-ratus ribu buat beli peralatan make up sederhana atau cuci muka, alas bedak, Facial, massage, dll. Yang bisa aku kerjakan sendirian di rumah. 

Ya intinya, aku bukan org yang terlalu ribet untuk urusan ngurus diri. Itu yang kalian Irikan? Bersyukurlah kalau aku cantik. Memang selalu kok, kecantikan dan ketenaran itu selalu membawa malapetaka bagi mereka-mereka yang terbiasa menganut paham iri di hidup mereka.

Baju atau apalah itu, aku juga gak demen beli yang mahal atau harga selangit. Apalagi lihat merek. Asal nyaman dan aku suka ya aku beli. Mana ada niat mau tindis gaya. Jadi siapa yang pake pakaian bermerek dianggap tajir dan keren? Apaan.....

Zaman sekarang, banyak kok orang yang sudah tahu usianya masih belia tapi sok ketuaan kayak orang tua yang make ala-ala nyokap-nyokap.

Atau, ada juga yang semakin tua kayak anak-anak, mulutnya menganjing dan tak mendidik.

Prinsip gue adalah semakin gue tua, gaya harus Fres. Apa? Itu yang lu iriin? Bikin dong, bergaya anak muda jugalah. Siapa yang ngelarang? Gue anak dua, orang gak percaya gue udah nikah. Terus, karena gue bergaya kaya anak ABG, menurut lu gak pantas? Lantas lu yang mesti sensi?

Gue gak kampungan. Yang gila teknologi atau gadget atau apalah semua aplikasi sosial media. Walaupun gue hampir punya semuanya, dari segi itu kita beda. Beda bangeeeeet!

Mungkin buat lu gadget hanya untuk keren. Sosmed hanya untuk update biar terkenal. Beda lu ama gue......

Gadget itu adalah nyawa gue. Gue hidup dari gadget. Pekerjaan gue sebagai penulis semuanya ada di gadget. Gue memanfaatkan mereka bukan sekedar untuk senang-senang atau hiburan. Tapi gue adalah orang yang menggali manfaat dari apa yang gue nikmati.

Contohnya adalah: gadget dan #ShoutYouth itu berhubungan. Gue balajar banyak hal dari Google gak sekedar online. Twitter, gue kenal banyak orang penting, penerbit, penulis dan akhirnya gue nambah teman. Dari yang menurut gue gak bakalan bisa terjamah, malah bisa teraih. Facebook, cukuplah untuk tahu dan pelajari tentang orang. Siapa yang layak jadi teman, musuh, atau anjing.

Hidup gue yang jalani, kenapa mesti lu yang ngatur?

Anak gue yang kedua seringkali jadi bahan cemoohan orang. Mungkin karena gak terlalu keekspos kali ya? 

Lucu.

Atau ada yang mikir gue pilih kasih? Atau mikir anak gue cacat karena lahir prematur. 

Waaaah~

Balqis sih beda banget ya sama quin. Quin sih dari dulu kan memang selalu ke upload di mana-mana. Sampai sekarang juga dia narsis. 

Balqis sih sama aja sebenarnya. Walau gak serame Quin, ya dia anak yang aktif. Setidaknya banyak yang bertanya ketika dia lahir dengan berat badan yang kecil, sekarang sudah gede, gue masih ingat bagaimana anjing berseru kala itu, "Anak lu kan kecil banget, kok bisa gede gitu? Wajarlah minum susu. Jadi gede!"

Dan mulailah gue disindir karena gak ngasih ASI (emang gak ada karena gue KB dan itu merupakan efek samping - gue rasa lu sekolah kan? Apalagi para anjing itu. Sarjana men, sekolah lu lebih tinggi tapi lu malah kayak lulusan SD!)

Heran. Minum susu salah. Kalau dia kecil salah. Sebenarnya orang tuanya siapa ya? Atau gini deh, ini hidup punya siapa coba?

Intinya ya, terserah gue mau gimana. Toh anak gue gak gue perlakukan beda. Hanya persoalan karena merasa gue lebih ekspos quin malah balqis terabaikan? Ya ampun. Anak gue gak bakalan seperti sekarang kalau emang nyatanya mereka gak gue urus. Males deh sama kayak anak-anak yang kasian banget gue lihat, sedih kek merindukan sosok ayah.

Gue malah merasa jadi ibu beruntung lah, gak kayak kebanyakan ibu lainnya yang putus asa hanya karena bayinya "kenapa-kenapa." 

Anak gue normal. Alhamdulillah perkembangannya juga wajar seperti seharusnya. Dan lebih senangnya lagi, seharusnya kamu malah mikir, kalau gue justru berhasil untuk mengurus anak. Karena anak gue yang awalnya BBL bisa segede sekarang. Dan syukur dia sehat. Kok malah ngerocos seolah-olah pengen menghakimi gue kalau anak gue cacat ya cacat aja? Emang cacat ya? Hanya karena prematur?

Kalian gak lebih dari manusia yang kurang ilmu, dan bahkan miskin agama. Hanya tahu mengunjing dan menganjing di belakang.

Apa yang harus aku takutkan? Atau apa sih yang membuat aku harus memandang kalau aku di bawah kalian?

Gak ada!

Orang tahu gue siapa. Bukan hanya sekedar nama, sama kayak kalian. Kita punya jarak yang beda jauh banget. Kenapa? Karena gue adalah seorang pejuang. Gue hidup untuk belajar akan banyak hal yang terjadi di sekitar gue. Bukan seperti kalian yang hanya tahu, menikmati tanpa tahu proses.

Kota Palu kenal gue. Walau gak semuanya, gue bisa buktikan kalau mereka bakalan kenal gue nantinya.

Sebagian orang secara nasional tahu gue siapa.

Orang dekat gue kenal sifat asli gue gimana. Gue adalah orang yang gak suka berteman atau sekedar bergaul dengan para pengunjing, anjing, munafik, dan muka dua. Berhenti sok baik di depan gue ketika topeng lu udah ke baca! Gak ngaruh! Justru gue jijik lagi! Sayang, gue orang baik yang biasa gak tegaan menindas orang lain. (Tapi sekarang gak lagi! Gue cukup kuat untuk membalas tawa cekikikan kalian kalau berani mengusik hidup gue dan keluarga kecil gue!)

Mungkin sih sekarang bebas lu mau mengintimidasi gue. Tapi gue tegaskan, itu hanya karena gue masuk kandang kalian. Ya namanya juga binatang, kalau di kandang jelaslah dia tahu medannya seperti apa. Sementara pendatang, wajar kalau diinjak-injak. Bukan berarti gue pasrah, ada tanggal mainnya kok.

Katanya sih tangan gue selembut sutra. Karena gak banyak kerja? Masak iya? Gue gak kerja apa-apa di rumah dan hanya ngandalin nyokap gue? Hahaha

Mau tahu rahasianya? Sayang mahal. Lu juga gak bakalan percaya kan? Gue tiap hari mandi pake garam. Mungkin lu pikir pake garam dapur lagi kan? Kampungan. Kalau lu merasa cantik dan kenal dengan semua peralatan kecantikan gue mikir lu pasti gak katro kalau soal garam atau body salt-lah!

Alhamdulillah gue bisa masak. Gue bisa kerja. Dan Sukur gue bisa menjiwai jiwa seorang istri di dalam diri gue. Walau belum secara maksimal karena gue sama suami gue harus saling berbagi waktu lebih ke ngurusin anak. Sukur dia perhatian dan sedikit mengerti.

Simak saja. Mungkin gue ditertawakan karena menjadi korban pergaulan bebas katanya. Tapi sampai kapan kamu mau Terbahak-bahak?

Kita beda.

Mungkin ada sebagian orang yang juga punya pengalaman yang sama seperti gue. Tapi walau gue sedikit rapuh, gue punya lima langkah yang lebih jauh daripada kalian.

Gue adalah seorang istri, ibu dan pejuang mimpi. Lu tahu kan? Sama seperti sosok seorang Dian Sastro yang fenomenal itu. Itulah yang membuat kami menjadi sosok wanita petarung. Terlihat melow dan lemah. Tapi yakin lu bisa melompat jauh di depan gue?

Bukannya sombong, tapi berhenti sok menjelekkan orang lain ketika diri lu sendiri belum tentu baik.

Gue jatuh dalam banget, tapi orang bisa lihat bagaimana perjuangan gue untuk bangkit. Mungkin gak sekolah, gelar gue gak tinggi. Tapi boleh diadu, gue gak bodoh karena gue hanya Ngurusin suami dan dua orang anak. Kenapa? Karena gue masih belajar. Dengan semua kesempatan dan pendukung yang gue punya.

Terserah. Yang mau mengunjing akan tetap menjadi anjing di mata gue. Teman gue banyak. Semoga mereka gak hilang satu-satu. Lagipula teman itu bukan untuk sekedar memanfaatkan, Tetapi saling berbagi jiwa dan saling mengerti.

Ketika kau tulus, gue bisa baca. Gue akan lebih tulus membalas. Tapi, ketika lu busuk, gue bakalan lebih busuk dengan cara yang berbeda dan sedikit halus. Jadi hati-hati dengan hati. Jangan terlalu banyak iri. Nanti bisa membusuk.

Satu lagi sih,

Jaman sekarang udah banyak ya orang yang pengen tahu semua hal biar bisa ngikutin?

Make up, Hadeh....

Gue masih ingat ada orang yang nanya gue make brand apa, eh pas dia pake kena jerawatan katanya. Terus? Salahin gue? 

Malah sekarang dia make up-an tapi kok kek tante-tante? Hahaha

Kasian.
Namanya juga usaha.

Walaupun gue juga sama, mungkin kayak tante-tante (iya gak ya? Padahal inspirator gue Hayley Williams hahaha) gak masalah. Kan gue nyaman. Karena gue yang tahu porsi gue seperti apa. Bukannya jadi followers.

Sekali lagi, lu hanya jadi babi kalau hanya bisa mengirikan orang lain. Iri hanya akan membuatmu jelek. Gak heran rasanya para pengunjing seperti mendadak menjadi lebih tua daripada usianya.

Salam untuk para haters, ah bukan, tepatnya para anjing-anjing di luar sana yang sekompleks.

Gue gak masalah mau apa terserah lu bilang. Toh, gue juga gak dibayarin makan sama lu. Lu juga gak punya guna buat gue selain ngotorin kuping sama mata gue aja.

Semoga, doa orang-orang teraniaya benar dikabulkan. Sehingga Tuhan bisa membawaku lebih dekat terhadap mimpi-mimpi dan rencana hidupku yang masih banyak berupa rencana dan harap bisa terwujud. Berdoa saja gunjingan orang-orang itu semoga berbuah menjadi rejeki yang bisa aku dan suamiku gunakan untuk membahagiakan kedua putriku.

Ketika gue dicibir karena nama dua orang putri gue, ya gue merasa kalian gak cukup kreatif untuk cari nama dan karena kalah bagus kalian hanya bisa menggonggong. Malah Balqis katanya ngikutin ayu ting-ting biar katanya gue sok fenomenal. Uuuuuu......

Padahal dari situ kan jelas, gue gak mau membedakan kedua putri gue. Quin - berarti ratu, dan Balqis - adalah nama ratu yang menyukai nabi Sulaiman. Ya lu sekolah kan? Pasti tahulah..... Kecuali jaman sekolah gak ada yang lu tahu Kecuali dandan, bolos dan lain-lain gak guna. Gak heran biar mau masuk kuliahan aja lu minta diurusin orang lain. Ah lupa, lu malah hanya keluyuran kan sekarang? Lu cantik sih? Sayang, senyummu penuh kemunafikan dan merusak kecantikan sebelanga.

Benar. Cantik bukan dari wajah. Tapi pancaran dari hati. Ketika hatinya busuk, cantiknya gak ada
Guna selain menjijikkan!!!

Dan terakhir semoga mereka tetap terlihat jelek selama mereka iri akan hal-hal yang tidak masuk di akal.

Amin.

Gue gak pernah takut sekali pun orang-orang yang gue maksud sekarang lagi baca. Kalau kalian normal tentu kalian pasti punya otak dan bisa mikir dong. Siapa yang memulai, dia yang harus menuai. 

Ingat, sekali pun gue tega dan gue pengen menghancurkan kalian, gampang aja. Ibaratnya itu adalah, kalau ini di Korea gue bisa merilis konferensi pers untuk menjelaskan siapa yang busuk di sini. Kenapa? Karena gue media, sedangkan lu? Hanya burung yang tahu menyebar berita yang gak jelas dan jelek seperti wajah dan hati kalian!

Gue gak sedih karena diintimidasi atau mungkin karena gue gak disukai. Sekali pun banyak masalah dari keluarga yang bergerak menghancurkan kami. Aku insya Allah bisa memutar balikkan semua itu kembali kepada mereka yang berhati iblis.

Toh, aku malah bersyukur sekali karena kita gak akrab. Setidaknya gue gak suka dimanfaatkan sok dibaiki hanya untuk dikuras seperti orang lain yang berada dekat dengan mereka, hanya untuk membantu ngasih duit dan bayar ini itu apalagi utang yang banyak banget! Sadar woy, lu yang nikmati kok malah orang yang kelindes buat bayarin utang lu!
Heran~

NK

No comments:

Post a Comment

Leave comments here!