Saturday, June 6, 2015

[Blog Tour] SURVIVE - Hanna Enka (Nostalgia) - Bab Satu

Survive.

Mungkin itulah sepatah kata yang mampu menggambarkan perjuanganku bertahan hingga hari ini. Tak sedikit orang yang bergumam, bahwa aku adalah wanita tangguh yang berusaha melompati masalah yang terombang-ambing datang menghampiri.

Nostalgia.

Aku selalu teringat akan diriku sebelum semua ini terjadi. Entah apakah aku menyesali hari ini, ataukah aku mensyukurinya karena terbebas dari perilaku setan di masa lalu.

Aku selalu merindukan diriku yang bebas. Berada di antara teman-temanku. Dan diakui keberadaannya.

Perjalananku begitu terjal. Tiga tahun berlalu tidak datar-datar saja. Mungkin karena orang-orang yang berada di sekitarku bukanlah orang normal. Atau akulah yang menjadi tidak waras karena takdir yang begitu kejam diberikan Tuhan dari langit.

Seburuk-buruknya aku, apakah setara dengan pelacur?

Seburuk-buruknya aku, apakah akan lebih baik bila dulu aku memasrahkan diri ketika sosok Ayah menikmati diriku bagaikan miliknya karena status anaknya?

Seburuk-buruknya aku, apakah sekarang tak pantas aku menjalani hidupku dengan lebih baik?

Dan seburuk-buruknya aku, karena kesalahan ah, bukan. Karena perbuatan pelarianku ini, maka tak akan ada maaf untukku memulai kehidupan yang baru dengan baik?

Semua manusia, disekitarku. Yang berada dekat, di bawah atap yang sama. Benar-benar membuatku bertanya-tanya. Sebagaimana mereka mengumbar-umbar iman, tentang agama, tentang sholat tapi kebalikan dengan kelakuannya yang seperti orang tak beragama.

Benarkah pernyataan yang bilang bahwa; Orang yang berkelakuan baik sudah pastilah baik sholatnya?

Aku selalu kembali. Ke hari itu. Hari tepat bagaimana aku dicoret dari garis keluarga. Tepat ketika semua orang, yang seharusnya menjadi keluargaku, kini berubah menjadi orang-orang bermuka dua.

Banyak hal yang aku rindukan di dunia. Namun, tak kunjung tersampaikan.

Ada banyak alasan mengapa manusia itu menulis kisahnya. Maka, inilah kisah yang aku torehkan. 

Tentang bagaimana aku tak bisa bercerita kepada siapa pun. Tentang bagaimana aku yang sendirian. Tentang bagaimana aku yang dihakimi dunia, seolah mereka adalah makhluk paling baik yang tak pernah berbuat dosa.

Jangan pernah sentuh catatan ini, lembar per lembarannya bila kau takut terluka ketika membacanya. Karena setiap huruf dalam rangkaian kata ini, mengalir bersama derai air mataku yang tak bisa kuluapkan lewat emosi apa pun.

Jika aku tak mempunyai siapa pun, jika kau membaca dan ikut prihatin, jangan. Jangan pernah merasa kasihan padaku. Karena aku berdiri di sini. Walau lemah, tetap menantang derasnya cobaan yang katanya adalah ujian Tuhan. 

Aku berusaha untuk melaluinya. Walau dunia membenciku atas dosa yang kujadikan pilihan. 

Tentang manusia, yang tak punya kesempatan untuk memperbaiki diri di depan manusia-manusia lain yang merasa dirinya paling bersih, suci dan tak pernah berbuat kesalahan dan dosa. 

Tentang mereka yang percaya pada agama, tetapi berperilaku sebaliknya. Dan tentang mereka yang percaya pada imannya, tetapi tak percaya adanya takdir.

Dan tentang mereka, yang tak tahu makna sebenarnya dari kata maaf dan tentang mereka yang selalu tak memberikan kesempatan tuk aku menemukan hidupku yang lebih baik.

Kekangan. Mungkinkah, itu yang akan selalu aku dapatkan dari dulu hingga sekarang? Seperti binatang, yang dirantai dan hanya akan mengikuti apa kata majikannya. Seperti binatang, yang hanya akan hidup diinjak-injak orang lain.

---------------------------------------------

HANNA ENKA
(to be continued)

*Catatan: 

SURVIVE adalah buku yang sedang saya garap bermuatkan catatan tentang perjalanan kehidupan ironi seorang anak perempuan yang disiksa takdir. 

Bentuknya adalah BLOG TOUR ketika sudah rampung akan dibukukan dan bisa kamu download secara GRATIS dalam bentuk ebook { bekerja sama dengan diksigalery dalam proyek mereka}.

Atau bisa kamu miliki dalam bentuk fisik yang akan disuguhkan oleh penerbit dan bisa kamu tebus dengan beberapa rupiah.

Silakan beri komentar. Apa pun. Entah rekaan lanjutannya ataukah tanggapannya seputar tulisan ini.

Harapannya, semoga pembaca mampu membuat sang karakter tokoh utama ini kuat sampai akhir.


No comments:

Post a Comment

Leave comments here!