Namaku Kesya Amanda. Chacha , begitulah
teman-teman menyapaku.Aku adalah anak bungsu dari 2 bersaudara.Tepat 3 hari
yang lalu aku resmi dinyatakan lulus dari SMA dan sekarang aku akan menikmati
liburanku ke ibukota , Jakarta.Itulah hadiah yang ku dapat dari kakakku ,
Adit.Kedua orang tuaku telah tiada.Aku lama tak berjumpa mereka setelah
beberapa hari usai kelahiranku.Kecelakaanlah yang merenggut nyawa orang-orang
yang kusayangi itu.Namun , aku selalu mencoba untuk kuat.Didunia ini aku tidak
sendiri.Masih ada kakakku Adit , Mbak Nita yang selalu merawatku dari kecil dan
teman-temanku yang setia untukku disaat suka maupun duka.
Tahukah
kamu , mengapa aku meminta tiket untuk liburan ke Jakarta kepada kakakku untuk
hadiah kelulusanku? Aku ingin menemui Dany untuk pertama kalinya.Kami tak punya
janji untuk bertemu.Ini hanya rencanaku saja.Aku ingin sekali bertemu
dengannya.Bisa kau bayangkan 5 tahun berlalu dan bahkan hampir 2 tahun pacaran
aku bahkan tak pernah sekali pun bertemu dengannya.Dan sekarang adalah
waktunya.
Setelah
menapakkan kaki dibandara Soekarno-Hatta untuk pertama kalinya aku bergegas
mencari taksi dan menuju ke kediaman keluargaku dikawasan Mampang Prapatan.Sesampainya
aku disana , jelas tak ada satu orang pun dirumah.Ya, rumah itu adalah tempat
tinggal ka Adit sebelum akhirnya dia pindah kembali ke Palu.Kakak sudah
menitipkan kunci rumah kepadaku , dan sekarang adalah waktunya aku belajar
mandiri , sendiri disini untuk beberapa hari.
Kurang
lebih se-jam aku habiskan untuk istirahat sejenak.Setelah menikmati makan siang
yang hanya kupesan dari KFC , aku memutuskan untuk memulai pencarianku.Aku
segera mandi dan berganti pakaian.Aku memilih untuk menggunakan dress warna
kuning favoritku dengan hot pants merah sebagai bawahannya.Aku memakai sepatu
high heels merah kesayanganku.Tak lupa aku meraih dompet dan Blackberry-ku diatas meja makan.Setelah
mengunci pintu dan menyelipkan kuncinya dibawah pot bunga seperti kebiasaanku ,
aku segera menyetop taksi dan bergegas menuju ke alamat yang pernah Dany
berikan padaku.
Kurang
dari 30 menit akhirnya tiba juga.Aku diturunkan oleh taksi didepan sebuah gang
yang aku tak tahu jelas dimana lokasinya.Sebenarnya , ini adalah kali pertama
aku kesini dan jujur aku tak tahu pasti jalan-jalan disini.
Aku
terdiam.Kupandangi sekelilingku.Sepi.Tiada orang berlalu lalang.Sampai akhirnya
aku melihat sekelompok anak laki-laki yang mungkin berusia sekitar 18 atau 19
tahunan berjalan keluar dari gang.
“
Eh , Mas permisi gue boleh nanya gak? Rumahnya Dany Aria dimana ya?” Tanyaku
seraya menghampiri mereka.
“……”
Tak ada jawaban.Mereka hanya tersenyum sinis.Menatap aku dari atas sampai
bawah.Salah seorang dari mereka yang kurus ceking tersenyum-senyum menjijikkan
kearahku.Aku sampai ingin muntah melihatnya.Aku menyadari kalau penampilanku
sore itu yang menarik perhatiannya.Aku mulai ketakutan saat mereka mulai
berjalan mendekatiku.
“
Lu pada mau ngapain?” Tanyaku dengan nada yang agak tinggi.
“
Cantik, mending lu jalan ama kita-kita aja deh.Dijamin lu puas.” Lelaki
brewokkan itu tersenyum nakal.
“
Aahhh! Ga mau !! Mundur lu semua!” Jeritku sambil melemparkan dompet yang
sedari tadi kupegang ke arah mereka.
Satu
lagi anggota mereka yang penampilannya mirip tarzan , acak-acakkan dan kumel
itu menarik lenganku.Tangannya yang besar itu membuat lenganku sakit.
“
Aaah! Lepasiin..!!” Teriakku sambil memukul-mukul kepalanya.
“
Ikut aja, ga usah melawan.”
“
Ga mau ! aduh lengan gue sakit tauu!! Lepasiin, TOLONGGG!” Aku mulai berteriak-teriak.Aku
tak mau ikut mereka.Aku tak tahu harus bagaimana sekarang.Kemana orang-orang?
Aku bisa mati disini kalau tak ada yang menolongku.
“
Wooiiii !! Ngapain lu semua? Lepasin cewek itu wooi !!” Seseorang berteriak
dari ujung gang.
Seperti
superman dia datang dan menyelamatkanku.Memukul 3 orang bernafsu itu.Aku
terperangah menatap sosoknya yang gagah.Si kurus ceking bangkit kembali dan
berusaha memukul supermanku dari belakang.Aku tak bisa membiarkan itu
terjadi.Ku ambil sebuah kayu yang tergeletak dipinggir jalan dan langsung menghantamkannya
tepat dibelakang kepalanya hingga dia jatuh tersungkur.Aku hanya menutup
mulutku menatapnya pingsan tak berdaya.
“
Udah. Ayo lari aja.Mereka kuat banget , gak sanggup lagi gue.” Sekilas aku
mendengar itu , bayangan pahlawan yang tadi sudah kukhayalkan sirna
seketika.Aku tak tahu siapa dia.Dia menarik tanganku mencari tempat
persembunyian.
Kami
bersembunyi disebuah lubang tembok dekat tempat pembuangan sampah.Lelaki itu
mendekapku dan menutup mulutku dengan tangannya.Aku hanya bisa memelukknya.Aku
sangat ketakutan saat itu.
Akhirnya
, orang-orang jahat itu menyerah untuk mencari kami lagi dan pergi.Saat itu
kami aman.Aku mulai mual-mual.Bagaimana tidak, bau sampah itu membuatku tak
tahan dan ingin pingsan rasanya.
“
Lu aman sekarang.Lain kali lu tuh ga boleh keluyuran sendirian , apalagi di
gang gue , bahaya tahu!”
“….”
Aku tak menyahut.Kuperhatikan lelaki itu dari atas hingga ujung kaki.Rasanya
aku mengenalnya.Apalagi ada rasa yang berbeda saat dia mendekapku.
“
Lu udah boleh balik sekarang.Bahaya kalau sampe orang-orang tadi nemuin lu
lagi.” Lelaki itu hendak berlalu meninggalkanku.
“
Ah! Tunggu.” Aku menarik lengannya.Mencegah dia untuk pergi.
“
Apaa?”
“
Um , makasih ya!” aku tersenyum.
“
Ya , sama-sama.Udah balik gih.” Dia ingin melanjutkan langkahnya.
“
Ah , bentar.”
“
Apa lagi?” Matanya melotot.
“
Ah , aku ga tau mau balik kemana.Aku baru tadi nyampe Jakarta.Aku ga ingat
jalan balik kerumah.Dompet aku juga udah aku pake buat nge-lempar orang-orang
jahat tadi.Masa kamu tega ninggalin aku sendiri menggembel disini sih?”
“
Apaa? Aneh ya lu.”
“
Haa? Kok aneh sih?”
“
Lagian dompet ngapain dipake buat nge-lempar penjahat gitu, bego tahu gak!”
“…..”
Aku terdiam dan menunduk.
“
Trus? Mau gimana ? Gue ada urusan nih.” Dia menatapku lekat-lekat.
“
Aku ikut kamu aja deh.”
“
Yah , mana bisa?” Dia agak sedikit keberatan.
“
Jadi , kamu mau ngebiarin aku ditangkap lagi ama orang-orang jahat tadi
disini.” Aku memelas.
“
Ah , iya deh.Yaudah.” Katanya mengiyakan.
Dia
berjalan sangat cepat didepanku dan meninggalkanku dibelakang.Kakiku sudah
sangat terasa sakit berjalan menggunakan high
heels.Rasanya aku ingin duduk sebentar.
“
Hey…” Aku berusaha memanggilnya yang jauh didepanku.Namun dia tak mendengar.
“
Hey , kriting!! Masih jauh ya? Kaki aku pegel nih.” Teriakku hingga akhirnya
dia berpaling.
“
Siapa yang lu panggil keriting? Gue?” Tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri.
“
Iyaa.”
“
Buta lu ya. Ini tuh ikal , keriting itu rambut lu.Ngerti gak?”
“
Hahh?” Aku manyun.
“
Apa?” Dia menatapku sambil berkacak pinggang.
“
Kamu jahat. Kaki aku kan dah sakit jalan jauh banget.”
“
Ah! Lu bikin repot aja deh.Nih pake sepatu gue aja.Sini-in high heels lu.” Dia melepas high
heels dari kedua kakiku.
“ Lah , trus kamu make apaan? Masa telanjang
kaki gitu?”
“
Gak apa-apa.Orang rumahnya itu juga.” Katanya sambil menunjuk rumah yang ada persis
didepannya.
Aku
agak sebel saat itu.Bagaimana tidak , aku pikir dia laki-laki yang baik dan
peduli.Cara bicaranya yang ketus, sikapnya yang jutek, dan tatapan sinisnya
jelas membuat aku gondok.Apalagi begitu tahu kalau rumah yang kita tuju sudah
sangat dekat didepan mata.Mungkin hanya sekitar 20 langkah saja dari tempatku
berdiri.
“
uh! Kalo tau rumahnya dah deket banget kaya gini kamu kan gak perlu capek-capek
minjamin sepatunya ke aku.”
“
Yee… siapa suruh lu ngomel-ngomel.”
Aku
menunduk kesal.
“
Eh, Dany.Ini siapa ? cewek lu ya?” Tanya salah seorang temannya begitu
melihatku.
“
Bisa lu. Gak tau.Orang dia aja gue pungut dijalan doang.” Jawabnya sambil
tersenyum sinis.Aku membuang muka.Temannya itu tersenyum kepadaku.Aku pun
membalas senyumnya.
Sejenak
aku terdiam dan berpikir.“ Orang itu
memanggil lelaki didepanku ini , Dany? Dany punya aku?” , aku terus bertanya-tanya dalam hati.Benar.Terjawab
sudah semua.Aku merasa dia mirip seseorang saat pertama bertemu.Apalagi saat
dia mendekapku ada sesuatu yang aku rasakan , seperti aku sudah sangat dekat
dengannya.
Mataku
berkaca-kaca.Aku menatap sosoknya dari atas sampai kaki.
“
Dia didekatku. Lima tahun tak berjumpa.Sekarang , dia berdiri tepat
dihadapanku.Apa yang harus aku lakukan? Aku sangat merindukannya.” Kataku dalam
hati sambil berusaha menahan perasaanku. Dany berjalan mendekatiku, dia menarik
tanganku perlahan menuju keluar.
“
A , Apa?” Bisikku perlahan.
Kuperhatikan
Dany melepaskan jaket yang dipakainya dan memakaikannya padaku.
“
Teman-teman gue disini cowok semua.Gue tahu ga seharusnya lu gue bawa
kesini.Jadi pake aja jaket gue , lu ga boleh terlalu menawan ntar malah
ngundang masalah.Selama didalam tetap disebelah gue ya.Jangan jauh-jauh , ntar
kalo urusan gue dah kelar kita balik.” Ujarnya sambil tersenyum.
“….”
Aku tak tahu harus berkata apa.Dia tidak seburuk cara bicaranya.Tak seburuk
tatapan sinisnya dan tak seburuk sifat dan penampilannya.Dibalik itu semua dia
peduli , aku melihat itu semua dengan jelas sekarang.
“
Apakah yang akan kau lakukan jika aku bilang kalau aku Chacha.Kekasihmu lima
tahun yang lalu yang telah kau tinggal pergi? Apakah kau akan membiarkan aku
disisimu atau malah meninggalkan aku sendiri lagi??” Tanyaku yang terus
kubisikkan didalam benakku.
JJJJJ
Setelah
urusan Dany selesai , dia mengajakku makan disebuah warung pinggiran jalan.Aku
bener-bener kenyang setelah sedari tadi perutku terus miss call.Sekarang aku hanya memikirkan , dimana aku akan tidur
malam ini.
“
Sekarang gimana? Kamu mau nginap dimana? Dirumah gue?” Tanyanya tiba-tiba.
“
Emang boleh? Ntar kamu malah ngapa-ngapain aku lagi.”
“
Haha , Insya Allah ga.Penampilan luar gue boleh menyeramkan, tapi isi hati gue
lu gak tau kan?”
Kata-kata
itu.Dia sering mengucapkannya padaku waktu kami masih pacaran.Aku benar-benar
merindukan saat-saat itu.
Akhirnya,
aku memutuskan untuk menginap dirumahnya malam ini.Rumahnya ga begitu
besar.Tapi, nyaman buat ditempati.Hari itu , hingga tiga hari kedepannya Dany
hanya akan tinggal sendiri dirumah.Keluarganya pergi liburan ke Bandung.Aku
heran melihatnya , kenapa dia tak ikut saja.
Aku
akan tidur dikamarnya.Makanya , aku membantunya merapikan kamarnya yang begitu
berantakan.Dia juga meminjamkan handuk kepadaku.Setelah mandi , aku pun merasa
segar kembali.
Aku
sudah sangat lelah.Tetapi entah mengapa meskipun rasanya aku ngantuk berat ,
mataku susah sekali untuk terpejam.
“
Udah mau tidur ? Lampunya gue matiin ya?” Dany berdiri didepan pintu kamarnya.
“
Aku ga bisa tidur.” Aku bangkit dan duduk bersila diatas tempat tidur.
“
Yaudah , aku temenin deh sebentar ampe lu tidur.”
“
umm.” Aku mengangguk dan kembali berbaring. Dany duduk dikursi tepat
disebelahku.Aku menggenggam tangan kirinya.Tangan kanannya mengelus kepalaku
perlahan.
“
kamu ga bakalan ngapa-ngapain aku kan?” Bisikku.
“
Iya ga kok sayang.” Jawabnya pelan.
Akhirnya
aku tertidur juga.Aku berharap ini semua bukan mimpi dan aku juga berharap saat
terbangun nanti Dany tetap disebelahku.Seperti ini.
JJJJJ
Hari
ini aku putuskan untuk memberitahu Dany tentang siapa aku sebenarnya.Aku sudah
meminta ka Adit untuk memesankanku tiket masuk ke Ancol untuk berdua.Dany
pernah bilang padaku kalau dia ingin sekali ketempat itu berdua denganku dan
sekarang waktunya untuk mewujudkan itu.Aku tak memberitahukannya kemana kita
akan pergi.Tetapi , dia mau saja ikut denganku dan itu menguntungkanku.Kami
berangkat kesana dengan mobil milik teman kantor ka Adit yang di Jakarta , aku
yang memintanya.
“
Kita mau kemana sih?” Akhirnya dia bertanya juga.
“
Ketempat yang sangat ingin kamu datangi berdua denganku.”
“
Maksud kam…….” Belum selesai dia bertanya aku langsung menutup bibirnya dengan
jariku.Aku hanya tersenyum padanya.
Akhirnya
kami pun tiba juga.Aku tak sabar untuk bilang kepadanya tentang aku
sebenarnya.Bila nantinya tak sesuai dengan apa yang kuharapkan itu tak kan jadi
masalah , bagiku yang terpenting adalah dia tahu saja semua kebenarannya.
“
Ancol?” Tanyanya begitu sampai.
“
Iya , kamu pernah bilang suatu saat nanti pengen bisa jalan-jalan bareng aku
disini kan?” Mataku mulai berkaca-kaca.Aku tak bisa menahan air mataku lagi.
“
Ka , kamu , siapa kamu sebenarnya?”
“
There’re so many stars in the sky.But
only one will always sparkle more than the other one.. and I believe that star is you. Kamu ingat aku?”
“
Chacha.” Bisiknya perlahan , seolah tak percaya.
“
Iya Dany. Ini aku.Chacha.” Aku menangis sejadi-jadinya.
“
Ngapain kamu kemari , Cha?”
“
Aku pengen ketemu kamu Dany.Aku kangen.”
“
Hah? Lima tahun ini bukannya kamu sudah melupakan aku? Kamu sudah mencoba untuk
mencintai hati yang lain juga kan?” Tanyanya sambil menatapku serius.
“
Gak. Aku gak bisa , Dan.Kamu percaya atau nggak , sampai sekarang pun aku masih
tetap mencintaimu , aku masih tetap menyayangimu.Ga berubah sedikitpun.Aku ga
bisa memaksa perasaanku untuk pindah kelain hati.”
Dany
shock mendengar pernyataanku barusan.Dia sungguh tidak menyangka ada wanita
yang rela menunggu dirinya untuk kembali.Apalagi dalam waktu yang ga
sebentar.Lima tahun lamanya.
“
Tapi , kalau kamu ga bisa membalas perasaanku lagi , itu ga apa-apa kok Dan ,
mungkin aku hanya berharap waktu aja yang akan menghapus perasaan aku ke kamu.”
Aku menghapus air mataku.Dany berjalan kearahku dan langsung memelukku.Aku
menangis dipelukannya.Ini pertama kalinya aku memeluk orang yang selama ini
kurindukan itu.
“
Aku juga ga bisa berhenti mencintai kamu Cha.Setiap saat aku selalu ingin tahu
bagaimana kabar kamu.Tapi, aku takut saat aku menghubungimu nanti kamu malah
mengabaikanku.Aku cinta kamu.Aku sayang banget sama kamu Cha.Maaf meragukanmu.Terima
kasih udah mau setia dan menjaga perasaan itu untukku Cha.”
“
I , Iya . Janji padaku kalau kamu gak akan pernah pergi meninggalkan aku lagi.”
“
Aku janji Cha.”
Aku
sangat bersyukur karena semua ini berakhir dengan harapanku.Terima kasih tuhan
, karena kau menjawab doaku.Menjaga hatinya agar tetap untukku sehingga
penantian ini tak sia-sia.My Only true
love is him , forever.No one can
change it.Thanks for all God.Aku akan selalu menjaga pemberianmu
itu dan tak kan menyakitinya walaupun dia sering menyakitiku.Untuk terakhir
kalinya aku ucapkan “ Aku sayang Dany.”
J THE END J
No comments:
Post a Comment
Leave comments here!