Sunday, May 31, 2015

PATAHAN YANG TAK TERJAMAH OLEH WAKTU (Prolog) - Hanna Enka

Pengantar:
Hai!
Selamat datang bulan Juni. Lagi-lagi, seperti waktu yang terulang dan yang sudah-sudah, kita akan selalu menyambut bulan baru, dengan berbagai resolusi-resolusi guna membuat waktu yang berjalan ini lebih efektif dengan berbagai banyak hal yang masuk dalam daftar apa yang akan kita kerjakan. Tepatnya adalah, resolusi membuat hidup kita berjalan dalam gelombang dan tidak datar-datar saja.

Kali ini, saya meniti kesempatan untuk bergabung bersama nulisbuku dan kegiatan kreatif mereka, nulisrandom. Harapannya adalah dalam waktu sebulan, sama seperti bulannarasi dulu, semoga saya bisa menghasilkan satu buku melalui tulisan-tulisan yang saya kerjakan di blog ini ya.

Saya terinspirasi dari serial terbaru penerbit gagasmedia, tentang Indonesiana. Maka kali ini, saya akan membuat kisah untuk mengisi salah satu kota dalam negeri merah putih tercinta ini, dengan menjamah kota kelahiran saya dan tempat saya bertumbuh.

Selamat membaca. Dan selamat menulis untuk kamu para calon-calon penulis masa depan dan para kamu pemberani yang menyukai tantangan yang mengasah kemampuan. Semoga impian kita semua tercapai seiring dengan karya yang kita ciptakan.

----------------------------

PATAHAN YANG TAK TERJAMAH OLEH WAKTU
HANNA ENKA

P R O L O G

Sendu.

Gadis itu duduk di sudut ruang kamarnya, sembari melongok, menatap kosong keluar jendela yang ia biarkan terbuka lebar. Suara rintik hujan terdengar seirama dengan nada ketukan yang berurut. Ia semakin larut dalam lamunannya akan kesedihan. Aroma tanah yang basah menggantung di udara seisi kamarnya.

Ia termangu, terbelenggu oleh asa. Kadang, tangisan histerisnya selalu muncul di sela-sela kenangan pahitnya yang telah berlalu. Sesadis ini Tuhan mengutus takdir menghampirinya. Di sekian banyak anak perempuan di luar sana, ia harus menjadi salah satunya yang dikutuk oleh kehidupan.

Tak ada yang menjamin, menjadi orang baik di dunia, maka hidup pun akan baik hingga kau mengakhiri kehidupan, pikirnya seringkali. Penyesalan untuk menjadi orang baik selalu muncul di benaknya sesekali.

Bukan ia membenci anak yang dikandungnya. Atau tak terima karena Tuhan menganugerahkan takdir menjadi seorang wanita kepadanya. Hanya saja, luka, perih yang ia rasa. Kebencian meraung-raung dalam jiwanya.

Tentang takdir yang harus ia telan pahit-pahit. Ketika harus mengandung anak dari ayahnya sendiri.

--------------------------------------

1 comment:

  1. Semangat seperjuangan #NulisRandom2015 kunjungi balik ya =D
    minahapsari27.blogspot.com

    ReplyDelete

Leave comments here!