Thursday, August 7, 2014

Seberapa erat hubungan media sosial dengan anak muda Indonesia?

Saya ingin membahas seputar media sosial dan anak muda Indonesia. Kedua elemen ini memiliki kaitan yang erat hubungannya satu sama lain. Anak-anak muda Indonesia, berkembang dari situs jejaring sosial. Entah itu Facebook, Twitter, blog, tumblr dan masih banyak lagi. Baik dalam bentuk visual, audiosonal, dan tulisan. 




Saya tertarik untuk membahas ini karena sebenarnya, media sosial juga terkadang membawa masalah dikalangan anak-anak muda. Tentu saja, akrab kita jumpai, seperti perselisihan hanya karena perbedaan pendapat.

Pada saat bicara tentang politik, tentu saja, efeknya akan lebih memanas bersaing dengan pemanasan global yang terjadi di daerah saya tinggal. Sumpah! Palu panas banget!

Media sosial menunjang dengan aktif perkembangan dari setiap orang. Hal ini terlihat, bagi mereka yang memanfaatkan Internet dengan baik dan tidak hanya untuk bersenang-senang semata. 

Melalui media sosial kita menjadi up date berita dan informasi yang kita inginkan sepersekian detik lebih cepat dari yang ada di berita yang ditayangkan secara visual.

Saya tertarik untuk membahas poin berikut:

•   Media sosial adalah nama baikmu. Mengapa?

Saya mengamati beberapa orang yang terbilang mempunyai prestasi baik dikalangan akademik maupun non-akademik. Mereka bergerak aktif dalam kegiatan anak muda yang berupa pagelaran seni, budaya dan kreasi. Akan Tetapi, hanya karena permasalahan dari perbedaan pendapat saya merasa, sebagian dari mereka justru mencerminkan jati diri sebenarnya yang tidak seharusnya Ia beberkan kepada khalayak banyak mengingat, Ia mempunyai status baik yang disandang sebagai "nama baiknya".

Karena permasalahan politik, perbedaan pemilih calon Presiden membuat mereka berbicara memaki dan kasar. Suka sekali mencecar pilihan orang lain dengan berbagai fitnah yang faktanya juga belum jelas adanya. Terlebih lagi, satu hal yang membuat saya sedikit prihatin adalah, ketika dia berbicara tentang salah satu capres yang dicecar karena salah melakukan peribadatan di tanah suci sementara kebenarannya saja belum Ia temukan dengan pasti. Mengingat, dirinya sendiri tidak menganut agama yang sama. Bukankah itu hanya memancing perkelahian dan perselisihan?

Lebih memprihatinkan adalah ketika Ia memiliki sejuta prestasi dan mendapatkan berbagai gelar yang terbilang sangat baik. Tetapi, hanya karena permasalahan sepele Ia tidak memandang status yang Ia emban. Duta perdamaian misalnya; bukankah seharusnya Ia memberikan informasi netral, seperti prestasi prestasi dari capres yang Ia dukung ketimbang menyebarkan fitnah di dunia maya?

Saya belajar satu hal, kalau ternyata; ada dua tipe manusia di Indonesia ini.

Yang pertama adalah mereka yang hidup berdasarkan eksistensi. Mencari popularitas tanpa memikirkan apa-apa saja poin positif yang harus Ia bagikan kepada khalayak banyak. Itulah mereka yang hidup berdasarkan status, berkedok penampilan yang semata-mata hanya untuk mendapatkan nama dikalangan orang tahu.

Dengan mereka yang mengemban status dengan baik, menyebarkan informasi-informasi positif sesuai dengan tugas yang Ia emban. 

Status atau pekerjaan yang dikenal dikalangan media sosial merupakan pekerjaan yang harus dijaga layaknya nama baik. Jika kita mengemban nama duta entah itu apapun, seharusnya kita bisa memberikan kesan positif kepada teman-teman media sosial. Bukannya menggurui, tetapi tujuan kita mengemban gelar itu adalah untuk memotivasi dan memberikan informasi kepada khalayak tentang info-info positif yang membangun bukan? Dan tentu saja, bukan hanya untuk ajang pamer, eksistensi.

•   Anak muda merupakan influence. 

Benar. Anak muda merupakan influence. Dikalangan anak muda lah hal-hal hidup mencontoh itu banyak diterapkan. Entah itu melalui idola, ataupun beberapa orang yang berpengaruh dan mempunyai bakat yang patut untuk dikagumi.

Anak muda Indonesia, yang kreatif dan inovatif adalah mereka yang produktif dengan minat dan passion yang mereka geluti. Melalui passion dan minat mereka, secara tidak langsung mereka bisa ikut menyebarkan energi positif seputar dunia mereka kapada anak-anak lainnya untuk membangun dan memotivasi mereka agar mau ikut berbuat hal yang sama.

•   Anak muda pembawa dan pencinta perubahan

Tepat sekali. Anak muda suka hal-hal yang baru dan lebih menantang. Mereka tidak suka hanyut dalam hal-hal yang berbau itu-itu saja, tanpa kejelasan dan tanpa maksud yang tidak menghasilkan sesuatu yang lebi berguna.

Hal itulah yang menjadi alasan, mengapa melalui anak mudalah, masalah masalah negeri harus lebih ditanggapi. Anak muda lebih peka dan aware dengan berbagai permasalahan yang sedang terjadi. Dengan ikut berpartisipasi, menyimak, mempelajari dan menyerukan ide-ide baru akan membuka gagasan segar untuk membuat Indonesia hebat ke arah yang lebih baik.

•   Anak muda adalah sumber sejuta ide-ide kreatif positif yang membangun.

•   Anak muda ialah suara untuk menuju Indonesia hebat, yaitu Indonesia yang lebih baik.

Melalui mimpi, melalui jalan berliku menuju cita-cita, anak muda belajar melalui berbagai masalah dan rintangan. Hal itu yang membuat mereka lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak. Bukan untuk berkoar-koar tanpa isi, Tetapi bersuara lantang untuk menyerukan revolusi demi menemukan solusi akan permasalahan yang ada.

Saya adalah anak muda Indonesia. Saya ingin berpartisipasi untuk menyumbangkan ide-ide kreatif dan inovatif saya menuju Indonesia yang lebih baik dan mandiri. Jika sejuta mimpi itu saya Rangkai hanya di dalam angan, melalui tindakan dan partisipasi saya terhadap dunia luar akan saya realisasikan mimpi itu menjadi sesuatu yang nyata dan berguna bagi negara dan juga orang lain.

Jangan berhenti bermimpi, dan mari bersinergi!

Nurul Khasanah
@hannaaabelle
Duta IYC Sulawesi tengah 2014

No comments:

Post a Comment

Leave comments here!