Kata orang “teman baik itu adalah
sahabat. Sahabat adalah seseorang yang selalu ada disaat sedih maupun disaat
susah. Kalau begitu , sahabat adalah yang selalu bersama-sama sampai kapan pun
seperti saudara kembar siam. Sahabat juga selalu bersama , berjuang bersama ,
senang bersama , ngantuk bersama , sedih bersama , lapar bersama , bad mood bersama , tidur bersama , mandi
bersama , bolos bersama , jahil bersama , di marahin bersama dan terakhir yang
tak akan terlupakan ‘ga lulus snmptn bersama’. Ya , itu dia teman seperjuangan.
Terlalu banyak kenangan yang telah
gue sama teman-teman gue lakukan bersama selama kurang lebih hampir 2 bulan.
Sebelum tes snmpt-eng dan saat gue , sasa , lidya , riska dan icha memutuskan
untuk menimba ilmu yang mengalir dari Makassar. Kota itu adalah tempat yang
paling dekat dengan kota gue tinggal. Kami tinggal dirumah fika , sahabat gue
dan juga teman sekelas gue pas SMA.
Perumahan permata hijau, rumah
pertama diblok Q2. Ada banyak kisah yang bener-bener sudah kita lukiskan
dirumah itu. Mulai dari kebersamaan dan beberapa hal-hal yang mungkin sangat
lucu bila harus dikenang.
Gue ingat waktu belum lama kami tiba
dirumah fika, lidya dan riska sudah mulai merasakan hawa-hawa yang membuat bulu
kuduk merinding. Kisah tentang ‘sesuatu’ yang lidya lihat di atas AC tentu
sampai sekarang gak bisa dilupakan. Riska dan lidya sampai ga tidur semalaman.
Saat bangun pagi , gue agak heran ,
ini kok riska matanya bengkak gitu padahal tidur sih malamnya (yang gue
lihat—sebelum gue tertidur pulas). Saat semua orang udah pada melek, lidya
mulai angkat bicara ‘jangan ganggu tuh si riska , dia baru aja tidur semalaman
dia melek aja.’ Tiba-tiba saja riska langsung bangun dan melek kayak mayat
hidup.
“kenapa kau? Kenapa bisa kau tidak
tidur?” fika mulai bertanya dengan logat khas palu.
“Tadi malam saya lihat ada tangan
besar diatas AC fika , Tanya deh riska dia lihat juga. Makanya kita ga bisa
tidur.” Lidya menjawab.
“Terus tadi malam juga ribut sekali.
Tidak tahu seperti ada orang masuk kerumahmu buka pagar. Mana tembok seperti di
pukul-pukul. Seperti ada orang jalan di plafon mana ada suara orang mandi di
WC.” Riska mulai menjelaskan dengan mata setengah mengantuk.
“Iya fik. Saya dengar juga ,
seriusan.” Lidya mulai menguatkan praduga. “mana tadi malam riska menerawang
lagi.”
Hah ? menerawang? Mungkin riska punya kemampuan
supernatural.
“Iya fika. Saya lihat disebelah kiri
dan kanan diatas sana ada pocong dua. Mana ada kuntilanak juga.” Riska
menjelaskan dengan mata tertutup , alisnya berkerut dan tangannya menunjuk
kearah yang dimaksudkan.
Benar-benar. Gue sempat takjub.
Ternyata diantara kami ber-6 , kami memiliki satu anggota genk limbat rupanya.
Penerus mama Laurent , si penerawang ‘riska’. Riska juga sering salah-salah
ngomong sehingga membuat rumah tambah rame. Kadang-kadang kata-kata yang keluar
dari mulutnya dia enggak nyadar kalau dia salah ucap. Akibatnya , semua orang
jadi ikut-ikutan kadang-kadang suka salah ucap.
Bercerita tentang riska , teman gue
satu ini super unik yang pernah gue temui. Dia paling bersemangat kalau urusan
hang out. Dan tentu saja , diskon adalah salah satu surga dunianya. Riska paling
ga bisa lihat butik ‘gaudi’. Seperti ada magnet gede yang siap meriknya disana.
Kalau lagi jalan bareng , pasti dia akan langsung berbelok menuju pintu gaudi.
Enggak salah dia mendapat julukan ‘model gaudi’.
Gue ingat , sekitar 2 minggu kami di
Makassar , riska dikirimin duit 2 juta. Dan tentu saja habis dalam sehari?
Salut banget gue. Lain kali kalo misalnya ada kuis uang kaget gitu , datangin
aja deh si riska. Dijamin habis dalam sehari jangankan sehari 2 jam aja kali
bisa.
Waktu itu pas lagi hening-heningnya
, riska tiba-tiba aja bicara dan membuat kami semua saling berpandangan.
“Itu diapain lagi kalo mau ngirim ke
banyak kalo lewat BB , di brokets?”
Apaan coba brokets? Anak satu ini
benar-benar deh. Mana wajah polos nya juga malah ikut-ikut mendukung. Gue coba
ngajarin dia ngomong yang benar. ‘di broadcast , broad-cast’ sambil mengeja.
Riska terus mencoba ngomong ngikutin gue ‘brokets .. brokets.’ Gue hanya bisa
geleng-geleng. Ini anak biar diajar ngomong pelan aja masih salah , emang
blunder stadium 4.
Belum lagi , pas makan malam. Kami
punya langganan penjual nasi goreng keliling yang riska bahkan minta nomor HP
biar lancar kontek-kontekan. Nasi goreng buatan si mas ini enak banget pemirsa
, sumpah. Bahkan waktu nasi nya tinggal satu porsi , gue se-genk rela
nyumbangin nasi se-rice cooker buat
si mas. Bahkan , waktu telur habis , kita juga malah ngasih telur biar kita
para gadis bisa makan.
Pas sementara mencicipi makanan ,
dengan lapar yang sangat mencekam. Riska datang dengan bahagianya. Oh iya
catatan kecil , temen gue ini jarang banget makan nasi. Paling kalo udah
bener-bener laper baru deh dia makan. Dan dia memiliki hobi , yaitu diet. Dia
bahkan rela hunting timbangan biar
bisa ngontrol berat badan nya. Padahal kalau diperhatikan dia enggak gendut ,
ideal malah. Tidak kayak gue yang kurusan.
“Riska , mau makan? Nih bagi aja
punya gue.” Ya. Kehidupan seperti ini memang membuat kami belajar akan
pentingnya berbagi. Tapi , tentu saja berbagi nya tahu diri. Kan sama-sama
merantau bukan malah saling menggerogoti.
“Udah. Gak usah. Saya makan ini
aja.” Riska mengambil onde-onde yang ada diatas meja entah punya siapa. Mungkin
punya mama asuh kami , ya sekarang mama nya fika adalah mama kami juga. Tante
ami , begitu sebutannya. Mama asuh kami mengangkat anak yang cukup banyak. Kami
juga saling berbagi kebahagiaan , kebersamaan dan canda tawa.
“Gue jadi kangen sama mama asuh nih
jadinya. Rumah kedua sama kaka angkat , si fika. Dia yang berperan jadi ibu
juga pas gue sakit. Rela ngurusin gue , thankieees baby.”
Saat semua orang sedang asik dengan
lahapannya. Si riska yang rempong makan onde-onde mencoba ikut nimbrung dengan
kami yang bercerita tentang kuliah. Tahu ga apa yang terjadi? Semua gula merah
onde-onde itu menyemprot keluar dari mulutnya dan tepat mengenai sasaran. Siapa
korbannya? Tentu saja , lidya. Seperti biasa , wajah polos tanpa dosa. Kunci utama
untuk untuk seorang ‘blunder’ dimuka bumi ini adalah : lu hanya butuh pasang
wajah polos saat lu salah. Dijamin ga ada yang bakalan menyudutkan. Paling
disindir dikit aja , itu pun hanya dikit coy. Tapi tenang , lu beramal kok. Kan
udah jadi pelawak lima menitan.
Belum lagi temen gue si lidya yang
juga sudah mulai terjangkit virus AIUEO (gue menamai nya dengan kata-kata
sendiri yang berarti blunder akut). Gue ingat banget disuatu sore, waktu kita
lagi pada ngumpul bersama di balkon. Gue dan sasa lagi asik menyaksikan
anak-anak kecil yang main sepakbola dilapangan samping rumah. Tiba-tiba lidya
angkat bicara sambil sedikir menaiki pagar penghalang dan menunjung kearah
depannya.
“Uiiiiiiih, santet nya kereeeeeen.”
Gue sama sasa hanya saling berpandangan.
HAH? Santet? Hebat ya santet bisa terbang kelangit. Apakah sekarang ilmu santet
udah seperti seekor burung wallet yang bisa terbang kemana-mana.
“Santet?” gue bertanya sambil
memandang yang ditunjuk lidya barusan.
Inilah terkadang salah satu kelemahan
bangsa Indonesia. Masih kurang baik dalam hapalan bahasa inggris. Sunset jadi
santet itu sesuatu banget. Gue enggak salahin lidya karena dia tahu atau enggak
bahasa inggris , tapi mari kita salahkan riska yang menyebarkan virus AIUEO --
blunder akut stadium 4.
Belum lagi kisah ispa yang juga ikut
terjangkit Virus AIUEO ini.
Trrrrtttt….trrrrtttt…..
Begitu suara getaran handphone nya bila di ilustrasikan.
Seperti hal-halnya di novel seri romance.
“Halo…..”
“Halo, assalamualaikum…”
“Waalaikum salam. Ispa dimana ini?”
“Maaf ini siapa?”
“Ini bapak.”
“Iya bapak siapa?”
“Bapakmu.”
“Bapak saya yang mana?”
“Ini bapak guru olahraga.”
Tentu saja , tanpa kita sadari
sesungguhnya kita mempunyai banyak bapak dan ibu. Mulai dari bapak kandung , bapak guru
olahraga , bapak guru matematika , dan masih banyak lagi jenis-jenis bapak
lainnya. Tak berbeda jauh dengan ibu , mulai dari ibu kandung , ibu kantin ,
ibu guru TK , ibu guru kimia dan masih banyak lagi jenis-jenis ibu-ibu lainnya.
“Oh iya kenapa pak?”
“Ini mau urus nilai, dimana kah
posisi ini?”
“Ada dijalan pak. Dimobil didalam
taksi.”
Dan akhirnya , ispa pun terkena
virus mematikan itu. Bagaimana bisa mobil masuk didalam taksi? Zaman sudah
sangat berkembang , sekarang bukan hanya manusia atau barang atau hewan yang
bisa masuk kedalam mobil. Mobil masuk mobil juga bisa rupanya. Apalagi elitnya,
mobil masuk taksi.
No comments:
Post a Comment
Leave comments here!