Friday, March 23, 2012

[Holiday Writing Challenge - Fanpage Only] Menulis Adegan Klimaks Ala Novel " I SAY I LOVE YOU" by Hanna


I SAY I LOVE YOU


Aku tak tahu bagaimana , susah memahami nya. Perasaanku bercampur aduk. Siapa sangka aku jatuh cinta pada lelaki itu? Lelaki itu bahkan sudah punya kekasih.

"apa yang aku lakukan??" aku terus bertanya didalam hati , berharap kalau apa yang aku rasakan ini tidak benar.

Tetap saja , aku selalu tak bisa menahan rasaku saat aku berada di dekatnya. Aku ingin menarik tangannya , menggenggam nya erat. Aku ingin memeluknya , hingga merasakan hangatnya sentuhan nya. Aku ingin membisikkan jelas kepadanya kalau aku sangat mencintainya.
Bagaimana mungkin, Ia bahkan memberiku isyarat kalau dia juga punya rasa yang sama. Apa itu benar? Atau dia hanya mempermainkan ku? Tuhan , jelaskan padaku , mengapa kau buat aku jatuh cinta kepada lelaki ini , lelaki yang ternyata milik perempuan lain.

Hanya aku dan dia didalam satu ruangan ini. Kami duduk agak berdekatan , tepat disebelah ku. Tangannya agak sedikit merangkul bahu ku. Masing-Masing dari kami menatap ke layar laptop tempat kami menonton salah satu film anime. Aku tak mengerti , aku suka sekali detective conan , dan entah mengapa , lelaki ini mengikutiku dengan menyukai hal yg sama. Pernah saat handphoneku hilang , hanya dia yang paling panik membantuku untuk menemukannya. 

"Jawab aku , apakah kau juga mencintaiku? Apakah kau menyukaiku seperti aku menyukaimu?" aku terus bertanya dalam hati namun tak berani menatap ke arahnya.

"Apa ini hanya perasaanku? Lelaki ini seperti nya sedang menatapku. Mengapa dia selalu melakukan itu? Jujur aku takut menatap matanya , aku takut dia akan bisa membaca perasaanku." aku memejamkan mata. Aku meremas dada ku perlahan.

"kamu kenapa?" Adry begitu sapaan nya, Ia menegurku tiba-tiba.

"ah .. Tidak. Aku tidak kenapa-kenapa." 

Adry perlahan menyentuh wajahku. Lelaki itu menatapku seksama.

"apa yang akan dia lakukan? Hanya kami berdua ditempat ini , Kemana teman-teman yang lain? Mengapa mereka belum juga kembali?" pikir ku sambil menelan ludah perlahan.

"kamu sakit?" tanya nya tiba-tiba.

"tidak aku baik-baik saja." kataku sambil melepas tangannya yang menyentuh wajahku. APA? Lelaki itu tidak melepaskan tanganku. Adry menggenggamnya erat. Seolah-olah iya ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting. Aku terus menarik tanganku dari genggamannya. Namun , tetap saja adry tak ingin melepaskannya.

"tolong jangan buat aku begini. Aku bisa gila jika aku akan mengungkapkan perasaanku kepadamu , mungkin kau akan membenci ku setelah ini." batinku terasa sesak.

Adry mulai bergerak perlahan. Aku tak tahu apa yang akan Ia lakukan. Secara tiba-tiba , Ia menarik ku kedalam pelukan nya. Aku kaget . Sangat kaget.

"kenapa? Ada apa dengannya?" mataku berkedip-kedip. Aku dapat merasakan sentuhannya. Adry memelukku erat. Perlahan Ia mulai membisikkan sesuatu.

"apakah kau merasakannya?" 

"a .. a .. apa?" tanya gugup.

"apa kau merasakan debarannya?"
"...." aku tak menjawab. Tubuhku gemetar. Aku bisa merasakannya. Rasanya aku ingin menangis. Yang memelukku adalah lelaki yang aku sukai. Mengapa dia melakukan ini? Aku meremas bajunya. Air mataku perlahan menetes. Aku memeluknya. Aku menangis dipelukannya. Perlahan Adry melepas pelukanku. Menatapku sebentar dan mulai bergerak lagi perlahan. Lelaki itu mendekatkan wajahnya kepadaku, dan tentu saja aku merasakan nya. Bibirnya menciumku. Ciuman pertamaku untuk cinta pertamaku.

Zera menatap kami sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Aku juga tak memperhatikan nya berdiri didepan pintu seberapa lama. Gadis itu menangis sejadi-jadinya. Ingin Ia menghampiri aku dan Adry namun diurungkan saja niatnya. Ia tak bisa Berlama-lama ditempat itu. Zera tahu hatinya sangat terluka menyaksikan kekasihnya berciuman dan berpelukan dengan gadis lain. Tentu saja , zera adalah kekasih Adry. Dimana Adry adalah cinta pertamaku. Orang yang sangat aku sayangi dan aku cintai yang mungkin juga punya rasa yang sama seperti ku.

Aku terperangah saat Adry mulai mengangkat wajahnya perlahan. Ia tersenyum. Adry menggenggam tanganku dan mencium telapak tanganku.

"aku mencintaimu vir , aku mencintaimu." Adry menarik ku lagi kedalam pelukan nya. Aku menangis. Aku tak percaya kalau lelaki ini juga mencintaiku seperti aku mencintainya.

twitter : @Yelyah_Hanna

No comments:

Post a Comment

Leave comments here!