Friday, June 24, 2016

APAKAH GODAAN TERBESARMU SELAMA BULAN RAMADHAN -- LOMBA BODREX 2016 #MENANGKANHARIMU

SILAKAN BERSELANCAR KE WEB BODREX YA. SILAKAN LIKE CERITA PENDEK SAYA. ATAU BISA JUGA IKUTAN! JANGAN LIHAT HADIAHNYA, TETAPI TENGOK NIATNYA. SATU CERITA UNTUK SATU PAKET RAMADHAN. BERBAGI UNTUK ORANG LAIN, BISA LEWAT CARA APA PUN.

MAAF JIKA TIDAK BERKENAN. MAAF JIKA TIDAK SEPENDAPAT. TIDAK ADA MAKSUD UNTUK MENYINGGUNG SIAPA PUN. SEKIRANYA, PENILAIAN TERHADAP AGAMA TIDAK HANYA DILIHAT OLEH SATU MATA, TETAPI OLEH BANYAK MATA. DAN CARA MELIHAT ITULAH YANG MEMBUAT BANYAK PERBEDAAN TERCIPTA.

Selamat membaca.....

-------------------------------------

Bulan ramadhan tentu banyak kita habiskan berselancar di media sosial. Apalagi, mengingat kadang kita suka mager (malas gerak) dan lebih banyak menghabiskan waktu berdua ditemani gadget kita. Bener gak sih? Bener kan?

Nah, tentu saja. Dunia kita yang serba instan dan asik terkurung dalam alat komunikasi serba canggih ini, kata siapa tiada godaannya? Banyak Men! Banyak kali!

Di jam siang misalnya. Orang asik sekali "share-share" resep-resep masakan. Atau gambar-gambar aneka es-es yang nikmat sekaliiiiiiiii (sampai keringat-keringat di gelas itu entah kenapa sempurna sekali terambil kamera... xixixixi)

Nah, yang paling sering adalah kasus berbeda pendapat di media sosial. Sering, kan?

Bukan hal klasik lagi itu. Mengingat, rata-rata hal-hal yang memicu perdebatan adalah tentu saja persoalan agama.

Seperti yang kemarin, kasus Ibu Warteg yang lagi buming banget! Saya pun sampai ikut-ikutan mengeluarkan pendapat saya tentang kasus itu yang menuai perdebatan panjang dengan orang lain.

Lucunya negeri ini. Agama selalu dikaitkan dengan masalah politik. Perihal iman rasanya kembali kepada diri sendiri. Bukan tentang seberapa banyak warung yang dipaksa tutup saat bulan ramadhan. Iya gak, sih?

Belum lagi dikatain kafir karena berpikiran seperti itu. Perasaan kan dari dulu juga gak masalah dengan warung buka. Digerai besar, mall-mall kan emang gak tutup. Tapi bentuk penghargaan mereka adalah dengan memakai tirai di depan ruang makan mereka.

Dan lucunya, yang marah dan minta nutup warung-warung ini adalah mereka yang gak nyumbang ke Ibu Warteg yang kena kasus itu. Kalau aku sih lihatnya, mereka bukan masalahkan wartegnya. Tapi, marah karena ibunya ketiban duit yang banyaaaaak....

Biasalaaaah... namanya juga orang Indonesia sensian kalau soal duit...

Padahal, kalau memang mereka beriman, mereka tentu kuat berpuasa walaupun disajikan apa kek gitu di depannya...

Itu adalah urusanmu benar-benar menjalankan perintah Tuhan dengan ikhlas dan tulus. Bukan karena terpaksa, dan merasa terintimidasi warung-warung buka.

Apalagi sampai dibanding-bandingkan sama hari raya nyepi. Iyalaaaah... mereka butuh ketenangan. Namanya aja menyepi.

Kita puasa. Puasa menahan haus, lapar dan hawa nafsu.

Bukankah dijelaskan, semakin besar godaan kita terima saat puasa, semakin besar pahala yang kita dapatkan. Eh, ini malah manja banget! Curiga, apakah kita puasa hari ini, hanya biar sesuai dengan namanya aja kali ya "ramadhan" bukan malah berlomba-lomba untuk meraih pahala yang banyak di bulan yang hanya datang sekali setahun.

Nah...

Dari situlah, perdebatan muncul. Sampai-sampai saya dikatain kafir dan kaum Shindiq.

Lucu memang....

Padahal bulan puasa, harusnya bisa menahan emosi. Tidak mengkata-katai manusia dan tidak menyebarkan amarah kebencian (karena minta warung-warung ditutup) di media sosial.

Biasa kalau udah berdebat panjang lebar gitu, kita sering kena sakit kepala. Naaaah, jangan lupa sedia bodrex. Yang oke, bisa diminum kapan aja.... tapi pas buka aja ya... biar puasanya full sehari :)

Kesimpulannya adalah:

Kita belajar agama, hingga setinggi langit, gunanya bukan untuk merasa paling benar di antara manusia lainnya yang minim pengetahuan tentang agamanya. Berlakulah bijak. Pergunakan ilmu untuk berbagi, mengajarkan orang lain kebajikan. Bukan merasa paling benar dan paling baik sendiri.

Karena sesungguhnya, apa yang menurut kita baik, belum tentu baik di mata Tuhan.

Soal menjalankan ibadah adalah urusan kita dengan Tuhan kita. Jika kita bersungguh-sungguh dan tulus menjalankan perintahnya, maka apa pun itu, dan apa pun godaannya akan tetap kita lalui dan lakukan dengan ikhlas tanpa merasa terbebani.

Jika ada yang merasa tersinggung dengan tulisan ini mohon maaf. Ini bulan baik, janganlah menyimpan kebencian. Sekiranya manusia selalu berbeda pendapat, dan manusia pun lantas bisa saling memaafkan.

Sekiranya, kita saling berbagi cerita bukan untuk saling membenci. Tuhan menciptakan kita untuk saling menyayangi sekali pun dalam perbedaan. Walau dikatakan bahwa agama kita yang paling benar, bukanlah berarti kita lantas mengintimidasi mereka yang tidak sekeyakinan dengan kita.

Tetapi perlihatkanlah, contoh dan bukti, bahwa kelakuan kita baik, sebagaimana agama yang paling baik ajarkan kepada kita.

Karena agama yang baik, tercermin dari pribadi kita yang juga baik.

----- Hanna NK

No comments:

Post a Comment

Leave comments here!