Happy birthday for a year life to this silly daddy's little girl - Balqis Altsany Fatina. Wish you all nothing but all the best, a bunch of luckiest, health, grows better, smart and be a good girl for young-parents, grandpa(ma), even other people.
Love you,
Sincerely...
MomSTER!
👐👐😘
-----------------------------------------
18 Oktober 2014
Kelahiran anak kedua adalah hal yang benar-benar tidak direncanakan. But she's is here. Even i had new bornt once more with no longer time different.
Aku masih Ingat bagaimana Ia terlahir berbeda. Bukan berbeda karena Ia tidak normal, hanya saja BBLL, dan itu membuat hal yang berbeda terjadi sejak proses melahirkanku yang pertama.
Sejak hari itu, pertama kali Ia terlahir ke dunia, aku masih ingat sekali, bagaimana napasnya berhenti, hingga membuat kacau rumah sakit bersalin. Kukira, aku akan kehilangan dia waktu itu. Bahkan, dia sudah dibantu dengan oksigen namun susah untuk bernapas karena lahir dalam hitungan bulan yang kurang sehingga menjadikannya bayi yang belum matang.
Dalam waktu satu bulan lebih, aku dan dia harus dipisahkan. Anak bungsuku itu harus menetap, sendirian, kesepian, di dalam tabung untuk waktu yang tidak sebentar. Pertemuan kita hanya beberapa jam, tiap kali aku datang menjenguknya.
Aku masih ingat bagaimana Ia bergerak dengan lemah. Meringkuk-ringkuk menanggapi rangsang dari cahaya fototerapi yang menerpa tubuhnya. Siapa sangka, bayi yang terlahir kuning itu rupanya bisa membahayakan hidupnya, karena hatinya berisi cairan yang mengandung racun.
Dia bahkan sedikit minum. Aku datang tiap hari untuk memberikan dia ASI dalam bentuk botol yang kuperas tiap hari. Dan percayakah, aku sering sedih karena tidak bisa merawatnya dalam jarak yang dekat waktu itu.
Jahatnya ibumu ini. Bahkan baru seminggu kelahiran mu, aku malah pergi meninggalkanmu. Di antara kewajibanku sebagai seorang ibu dan mimpiku sebagai wanita - aku mendahulukan mimpi yang belum tentu bisa aku ulang.
Aku pergi ke Jakarta, meninggalkanmu dalam asuhan orang lain, termasuk ayahmu - yang kukira aku paham betul kalau laki-laki itu tidak matang untuk menjadi sosok seorang ayah yang ideal.
Jahatnya ibumu yang tahu bahwa ketika itu kau pasti masih membutuhkan dekapan layaknya anak yang baru lahir ke dunia yang haus akan cinta ibunya. Maaf... Maaf karena harus mengenang hal ini sekali lagi.
Aku selalu sedih, tiap kali mengingat semuanya. Satu tahun yang lalu....... Kau masih di dalam kaca, kutinggalkan, dalam ukuran kecil dan menggeliat lemah dalam napas yang sesekali.
18 oktober 2015
Satu tahun itu berlalu, dan sekarang, kau di sini...... Tepat tumbuh di depanku. Jadi anak yang sehat, tumbuh normal dan pintar. Kau bahkan sudah merangkak dengan kompas mengikuti sumber suara, menghafal dimana saja hawa orang lain berada dan berjalan menghampiri mereka dengan arah yang benar.
Kau juga ikut berdiri di samping kakakmu, ikut memegang polpen/spidol dan berdiri bersanding dengan tembok mengikuti kakakmu mengukir garis di dinding kamar. Kau juga mulai mengerti, dengan aplikasi line dan suara dering telepon dan pandai mengucapkan ".... Haloooo."
Punya kau terlahir kedunia, kukira membuat aku merasakan sosok diriku yang benar-benar menjadi seorang ibu. Kelahiran mu yang berbeda dan butuh perhatian lebih membuatku sempurna belajar untuk mengerti, bahwa mengurusi nyawa lain itu tidaklah bisa dengan masa bodoh dan semudah membalikkan telapak tangan.
Bahagia..... Iya......
Karena kedua putri mu menyayangimu kembali seperti apa yang kau beri. Seperti halnya - mencintai dan dicintai. Dan itu nyata, murni terjadi.
Aku masih ingat bagaimana kau dihujat karena kau berbeda. Termasuk bagaimana aku dihujat karena katanya aku tidak memperhatikanmu dengan malas-malas makan hingga kau terlahir demikian. Hal itulah yang memacuku.
Kukira orang lain bisa melihat. Jika aku tidak bertanggung jawab, mereka pantas melihat rupamu sekarang. Bersyukurlah aku karena kau tumbuh baik dan sehat. Pertanda bahwa akhirnya aku telah merawatmu dengan baik.
Kukira bukan karena dia mengkonsumsi makanan yang mahal yang selalu orang pertanyakan.
Kasih sayang, perhatian, dan disiplin waktu dalam mengurusi makan, dan waktu tidur maupun bermain adalah hal yang mempengaruhi semuanya.
Kukira menjadi ibu adalah hal yang menyenangkan. Seperti bermain boneka Barbie di dalam rumah-rumah boneka. Bedanya mereka hidup, bernyawa, sehingga kesepian yang selalu ada tiap kali aku ditinggal suamiku menjadi lebih baik karena aku punya kamu - mereka - kedua putriku.
Cerminan dari tanggung jawab orang tua, semua dapat dilihat dari bagaimana dia merawat anaknya, bagaimana Ia mendidik anaknya dan bagaimana Ia menyayangi anaknya.
Percayalah, tidak harus berbicara tentang harga mahal. Aku orang yang irit. Kukira kita selaku seorang ibu mengerti kalau hal di dunia ini masih banyak yang murah dengan kualitas yang baik. Contohnya mainan: aku akan memilih yang murah namun melatih saraf motorik anak anak untuk berkembang. Ketimbang mahal namun memanjakan gerak tubuhnya.
Ketika anak usia segitu sudah dikenalkan pada gadget, mungkin aku tidak. Bisa jadi, karena mereka minta, mungkin akan kuberi. Tapi kembali, kita punya cara yang mendidik dengan baik. Gadget akan kuberi dengan rekaman ayat Alquran sederhana. Ku ajarkan bermain game yang mengasah otak.
Seperti aku, yang hidup dengan teknologi bukannya untuk bersenang-senang saja, bukan untuk malas dan bergantung. Tetapi untuk belajar dan tumbuh lebih baik.
Semoga, Momster bisa menjadikan kalian anak-anak yang hebat. Meneruskan mimpi ibumu yang ingin menjadi orang hebat ini.
Balqis Altsany Fatina, sedikit bingung mau memanggilmu siapa. Karena dalam sebuah sumber, nama balqis katanya tidak berarti baik. Entahlah.... Menurutku, semua kembali kepada harapan kita ke anak itu. Arti nama memang merupakan doa. Lantas, bila balqis berarti ketua jin, apakah salah?
Dalam sejarah kenabian saya kira Balqis adalah nama seorang ratu yang cantik yang menikah dengan nabi Sulaiman, dan Ia masuk Islam karena mencintai agamanya dan Allah.
Maka biarlah nama yang berarti ratu itu mencintai agamanya. Tumbuh menjadi anak perempuan yang layak disebut sebagai ratu dan menjadi anak yang baik bagi orang lain, orang tuanya, teman-temannya dan juga bagi Tuhannya.
Sincerely,
MOMSTER
No comments:
Post a Comment
Leave comments here!