Kepadamu laki-laki,
Yang kelak akan menjadi suami,
Sebuah Renungan ...
Pada suatu kelas, seorang dosen mengadakan suatu permainan kecil pada mahasiswanya yang sudah berumah tangga.
Dosen : "Mari kita buat satu permainan, mohon satu orang bantu saya ke depan".
Kemudian salah satu mahasiswa berjalan menuju papan tulis.
Dosen : "Silahkan tulis 10 nama yang paling dekat dengan anda".
Dalam sekejap sudah dituliskan semuanya oleh mahasiswa tersebut, ada nama tetangganya, nama ortunya, anaknya, dll.
Dosen : "Silahkan coret 2 nama yang menurut anda tidak penting".
Mahasiswa lalu mencoret nama
tetangganya.
Dosen : "Silahkan coret 2 nama lagi".
Mahasiswa itu mencoret nama teman2 kantornya.
Dosen : "Silahkan coret 1 nama lagi".
Mahasiswa mencoret 1 nama lagi sampai tersisa 3 nama yaitu ortunya, istrinya dan anaknya. Suasana kelas hening, mereka mengira semua sudah selesai dan tidak ada lagi yang harus dipilih.
Tiba2 Dosen berkata : "Silahkan coret 1 nama lagi".
Mahasiswa itu perlahan mengambil pilihan yang sangat sulit lalu dia mencoret nama ortunya secara perlahan.
Dosen : " Silahkan coret 1 nama lagi".
Hati sang mahasiswa menjadi bingung. Kemudian dia mengangkat kapur dan lambat laun mencoret nama
anaknya. Segera mahasiswa itu pun menangis.
Setelah suasana tenang, Dosen bertanya kepada mahasiswa itu,
"Orang terkasih anda bukan ortu yang sudah membesarkan anda, anak anda adalah darah daging anda,sedang istri itu bisa dicari lagi, tapi mengapa anda justru memilih istri anda sebagai orang yang paling sulit untuk dipisahkan ?".
Semua org di dalam kelas terpana menunggu jawaban mahasiswa itu, lalu dia berkata :
"Sesuai waktu berlalu, ortu saya akan pergi dan meninggalkan saya, sedangkan anak saya jika sudah dewasa akan
menikah setelah itu pasti meninggalkan saya, sedangkan yang benar2 bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah ISTRI saya. Ortu dan anak bukan saya yang pilih tapi TUHAN yang anugrahkan kepada saya, tapi saya memilih sendiri ISTRI saya dari seluruh wanita di dunia dengan meminta yang terbaik
dari TUHAN.
Pesan: bukan senang karena suamimu memilih kau wanitanya, Tetapi bersyukur ketika ada lelaki yang seperti itu. Yang tahu bagaimana menghargai perempuan sebagai istri dan bukan pembantu atau pesuruhnya yang Ia gunakan di kala Ia butuh semata.
No comments:
Post a Comment
Leave comments here!