Tuesday, August 6, 2013

A dry Tree leaves~ That's Like me - Icerenicezz hanna

"melihat, mendengar, dan merasakan...."

Ia mungkin rapuh. Terlihat seperti mati, tetapi masih kokoh berdiri. Dibalik batang Nya yang kering, tanahnya yang retak, dan batang Nya yang menjulai tanpa daun menghiasi Nya.

Seperti itulah rupa dari sebuah pohon kering.

Aku jatuh cinta pada wujudnya. Bukan karena aku mengagumi Nya. Ia memang indah, tetapi aku menyukainya karena seperti itulah 'diriku' seperti itulah bagaimana bayangan diriku dibawah pantulan Cahaya rembulan malam terlihat.

Aku rapuh. Mungkin terlihat tegar dan kuat. Mencoba berdiri walau aku tahu bahwa aku kering. Mencoba mencari kehidupan yang tidak ku ketahui seperti apa adanya, diatas tanah kering yang pecah Tak berair.

Angin boleh saja bertiup dengan kencang ataupun pelan. Seolah olah membuatku terlihat hidup tanpa dedaunan disetiap sudut batang-batangku yang kecil.

Siapa pun, setiap hal hidup dimuka bumi jelas menginginkan hidup yang sederhana tapi memiliki makna yang baik. 

'bukankah dulu harapanmu juga seperti itu?'

Dibalik sebuah senyuman yang sedang coba aku bagikan kepada setiap orang, bukankah sebenarnya hatiku perih?

Aku mencoba mencari tahu. Apakah ini adalah takdir terburuk yang pernah aku dapat didalam yang namanya kehidupan?

Namun, walau badai menerjang raga ku yang seolah Tak berwujud itu, aku jelas mengerti bahwa tidak akan ada yang bisa mengerti dengan apa yang aku rasakan. 

'apakah kamu juga bisa mengerti bagaimana perasaan pohon tanpa dedaunan yang terlihat kering seolah mati namun tetap berdiri kokoh walau nyatanya Ia rapuh?'

Tidak bukan?

Aku tidak pernah meminta banyak hal indah terjadi, aku tidak pernah meminta kebahagiaan bila memang aku mengharapkan Nya. Aku hanya sedang coba menjalani hidup yang memang seharusnya harus aku jalani.

'bagaimana pun hidup mengikuti alur bayangan ku, entah itu baik atau buruk, tidak seharusnya aku menghentikan langkahku, aku harus tetap maju. Walau benar angin topan nyaris meruntuhkan raga ku hingga tumbang...'

Mungkin, layaknya hutan. Benak ku nyaris Tak dapat di tebak. Ingin ku nyaris Tak dapat kau terka. Tapi cobalah lihat? Aku sedang mencoba melakukan banyak hal yang nyaris Tak pernah Kuduga akan aku lakukan sebelumnya.

'dan aku membenci sosok ku yang bukan diriku....'

Jika bahkan orang lain dapat kau mengerti dengan baik dan Tak sama dengan aku, maka bukankah akan lebih baik jika aku belajar untuk melakukan hal yang sama dengan mu? Ya, membagikan kisah ku kepada orang yang jelas dapat berbagi pundak Nya untuk tempatku bersandar.

Semenjak saat itu, dan mungkin sampai nanti. Saat raga ku jelas sudah ditelan bumi, saat napas ku bahkan Tak kau rasakan dan saat denyut jantungku bahkan Tak kau dengarkan. Saat itulah benar, aku berharap Tuhan menghadiahkan sebuah kebahagiaan besar yang Tak terduga. 

Kau boleh saja Tak mengerti tetapi Tuhan jelas lebih mengerti dan jelas lebih bisa membaca hatiku. Tempatku bersandar mungkin hanya dia. Kepadanya aku menghembuskan napas. Dan, hanya karena Nya alasan ku untuk tetap tersenyum menghadapi dunia walau hatiku perih dan nyaris menjerit.

Sampai saat itu, saat-saat yang selalu aku ucapkan dalam doaku, saat dunia ku jelas menjadi kelam, biarkan aku bertahan dalam diamku. 

Jangan coba tanya Kan mengapa? Kenapa? Atau apa?

Karena aku tidak butuh hutan gelap. Yang mencoba mencari tahu, dan akhirnya tahu segalanya namun Tak bisa melakukan apa pun dan hanya tetap terlihat sama dan Tak berubah.

Jangan bertingkah seperti kaktus yang mengenal air dengan baik, namun dia Tak bersuara menampung segala hal yang berbau murni tersebut.

* a little piece of sadness*
Hannabelle ~ 6/august-13



No comments:

Post a Comment

Leave comments here!