Saturday, January 3, 2015

Tantangan #KabarDariJauh @kampusfiksi

Tidak ada yang lebih menyakitkan selain tahu, sebagai seorang istri, aku tidak pernah dihargai oleh suamiku. Keberadaanku pun begitu samar di antara kehidupannya. Dia, suamiku, begitu asik keluar masuk rumah, meninggalkan kami - aku dan kedua putriku sesuka hatinya. Kadang, jika aku memberi nasihat, hanya dianggap bagaikan angin lalu sesaat. Perih hatiku. Rasanya, bagai terkena sengatan mematikan yang nyaris membuatku lumpuh. Kadang, penyesalan itu terus datang. Mengingat kembali, bagaimana kenangan yang dulu, seakan semu tak berbekas di dalam hatinya. Aku mulai rapuh, tidak kuat bertahan. Sebisaku, hanya air mata yang mampu menjelaskan, seberapa sakit hati yang terus kutahan hingga kini. Mungkin, ada waktunya, aku akan menyerah. Bahkan, kenangan kita di masa lalu takkan mampu membawaku kembali untuk memulai cerita yang baru. Haruskah itu kulakukan? Akankah itu terjadi? Kuharap aku mampu untuk menjadi wanita yang kuat. Bila tidak untuk suamiku, cukuplah untuk kedua anak perempuanku.

******

No comments:

Post a Comment

Leave comments here!